Jakarta – Nama Virdian Aurellio, mantan Ketua BEM Universitas Padjadjaran (Unpad) 2022, kini menjadi sorotan publik. Dikenal sebagai figur muda yang vokal menyuarakan isu lingkungan dan politik di berbagai platform digital, Virdian kini menghadapi pertanyaan seputar konsistensi antara narasi aktivisme yang ia usung dengan aktivitas profesional yang ia jalani, khususnya di sektor bisnis berbasis teknologi.
Gaya komunikasi Virdian yang lugas dan berbasis data menjadikannya salah satu figur muda yang mencuri perhatian di ruang publik dan podcast nasional. Namun, perdebatan muncul ketika aktivitas bisnisnya dinilai berpotensi kontradiktif dengan perjuangan lingkungan yang selama ini ia gaungkan.
Aktivisme Lingkungan Berhadapan dengan Bisnis Drone
Virdian diketahui memiliki keterlibatan dalam PT Digdaya Agro Indonesia, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang survei dan analisis lahan menggunakan teknologi drone. Teknologi ini umum digunakan secara luas di sektor pertanian dan perkebunan, termasuk untuk pemetaan dan kegiatan pembukaan atau pengelolaan lahan.
Keterlibatan ini menimbulkan sorotan tajam, terutama karena Virdian kerap melontarkan kritik keras terhadap industri sawit dan praktik deforestasi. Kritik tersebut dinilai berbenturan dengan kerja sama yang dijalin perusahaannya dengan entitas perkebunan negara, khususnya di wilayah Sumatera.
Sebagian kalangan menilai bahwa area abu-abu ini memerlukan klarifikasi mendalam. Transparansi dianggap krusial agar narasi perjuangan lingkungan yang diusung tidak menimbulkan kesan kontradiktif dengan praktik bisnis yang berpotensi berdampak pada ekosistem.
Jejak Politik dan Ruang Kritik Demokrasi
Selain dikenal sebagai aktivis lingkungan, Virdian juga memiliki rekam jejak politik yang signifikan. Ia pernah menjabat sebagai juru bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar–Mahfud pada masa Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Pasca-pemilu, Virdian kembali aktif di ruang publik, termasuk dalam aksi demonstrasi pada Agustus 2025 yang menyoroti isu lingkungan dan kebencanaan.
Beberapa pengamat menilai bahwa kritik yang disampaikan Virdian merupakan bagian sah dari dinamika demokrasi. Namun, terdapat pula pandangan yang menekankan pentingnya menghadirkan solusi konkret, terutama dalam isu-isu besar seperti penanganan bencana dan kerusakan lingkungan, khususnya di Sumatera.
Dalam konteks yang lebih luas, Presiden Prabowo Subianto sebelumnya pernah mengingatkan pentingnya kehati-hatian terhadap narasi yang berpotensi mengaburkan kerja nyata yang telah dilakukan oleh pemerintah dan relawan di lapangan, terutama dalam situasi darurat.
Ekspektasi Publik: Dari Konten ke Aksi Nyata
Perdebatan seputar Virdian Aurellio mencerminkan tingginya ekspektasi publik terhadap figur-figur aktivis digital. Kemajuan teknologi, termasuk penggunaan drone untuk mitigasi bencana, pemetaan, dan distribusi logistik, membuka peluang besar bagi kontribusi nyata.
Publik berharap figur muda dengan akses teknologi dan jejaring luas, seperti Virdian, dapat berperan lebih aktif. Kontribusi yang diharapkan tidak hanya terbatas pada produksi konten digital yang vokal, tetapi juga melalui aksi langsung yang berdampak positif bagi masyarakat terdampak. Konsistensi antara narasi, sikap politik, dan praktik nyata di lapangan menjadi tolok ukur utama penilaian publik terhadap aktivis digital masa kini.
Konten Disadur Dari : https://portal7.co.id/post/sorotan-publik-terhadap-virdian-aurellio-konsistensi-aktivisme-dan-bisnis-drone
