PBB Soroti Kerusakan Hutan Aceh Tengah Pemicu Banjir Berulang, 56% Kebun Kopi di Kawasan Lindung – portal7.co.id

ACEH TENGAH – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bersama United Nations Development Programme (UNDP) menyoroti degradasi masif hutan lindung di Aceh Tengah sebagai faktor utama yang memicu risiko banjir bandang berulang dalam beberapa tahun terakhir. Temuan ini menegaskan bahwa persoalan bencana hidrometeorologi di wilayah penghasil Kopi Gayo tersebut tidak dapat dipisahkan dari alih fungsi lahan yang terjadi di kawasan hulu.

Sorotan dari lembaga internasional ini muncul di tengah fokus publik yang terpusat pada penanganan korban dan pengungsi pascabencana. Namun, PBB dan UNDP menekankan bahwa respons darurat semata tidak akan efektif jika tidak menyentuh akar persoalan lingkungan yang menjadi pemicu utama bencana.

Dalam laporan lingkungan yang dirilis awal 2025, PBB mencatat bahwa berkurangnya tutupan hutan lindung di dataran tinggi Aceh Tengah berkontribusi langsung terhadap peningkatan frekuensi dan intensitas banjir. Hutan yang seharusnya berfungsi sebagai daerah tangkapan air kini mengalami degradasi serius akibat ekspansi lahan pertanian dan perkebunan.

Analisis PBB dan UNDP juga mengaitkan persoalan ini dengan dampak perubahan iklim global. Data dari Stasiun Meteorologi Sutan Iskandar Muda menunjukkan tren kenaikan suhu udara sekitar 0,3 derajat Celsius per dekade selama 30 tahun terakhir. Kenaikan suhu ini disinyalir memengaruhi produktivitas kopi di ketinggian ideal, yang pada akhirnya mendorong petani memperluas kebun ke wilayah yang lebih tinggi, termasuk kawasan hutan.

Fakta krusial mengenai tekanan terhadap ekosistem hutan diungkap oleh UNDP bersama Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Proyek FOLUR (Food Systems, Land Use, and Restoration) periode 2023–2024. Studi tersebut menemukan bahwa sekitar 56 persen kebun kopi Gayo berada di dalam kawasan hutan, termasuk area hutan lindung.

Iklan Setalah Paragraf ke 5

Temuan ini menegaskan adanya tekanan serius yang ditimbulkan oleh sistem pangan dan ekonomi lokal di Aceh Tengah terhadap ekosistem hutan. UNDP menilai bahwa tanpa penataan ulang tata guna lahan dan rehabilitasi hutan yang terencana, bencana hidrometeorologi akan terus berulang dan berdampak buruk terhadap keberlanjutan kehidupan masyarakat.

Konten Disadur Dari : https://portal7.co.id/post/pbb-soroti-kerusakan-hutan-aceh-tengah-pemicu-banjir-berulang-56-kebun-kopi-di-kawasan-lindung

Tinggalkan komentar