Macet Parah di Leuwiliang Dini Hari Imbas Pembangunan: PKL Tumpah ke Jalan, Ketua Pedagang Angkat Bicara

BOGOR BARAT – Arus lalu lintas di kawasan Pasar Leuwiliang kembali lumpuh sejak dini hari hingga pagi. Kemacetan panjang terjadi akibat banyaknya pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di badan jalan dan area publik seperti parkiran pertokoan Banpur, yang berada tepat di tepi jalur utama Leuwiliang–Bogor. Kepadatan sudah mulai terasa sejak pukul 01.00 WIB dan baru sedikit terurai menjelang pagi hari.

Kondisi ini diduga menjadi buntut dari pembangunan Pasar Leuwiliang pasca kebakaran yang belum diimbangi dengan penyediaan tempat penampungan sementara bagi para pedagang terdampak. Sejumlah pihak menilai proyek tersebut dilakukan tanpa perencanaan matang dan diduga tidak melibatkan kajian Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin) serta Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) sebagaimana seharusnya.

“Biasanya jalanan lancar, tapi akhir-akhir ini macetnya luar biasa. Saya yang tiap pagi berangkat kerja ke Depok jadi sering terlambat,” keluh Mulyadi, salah seorang warga yang melintasi kawasan tersebut setiap hari.

Selain menimbulkan ketidaknyamanan, kemacetan ini juga berpotensi merugikan masyarakat secara ekonomi. Waktu tempuh yang lebih lama, meningkatnya biaya bahan bakar, hingga terganggunya distribusi barang menjadi dampak langsung yang kini dirasakan warga sekitar.

Di sisi lain, pedagang mengaku harus bertindak sendiri tanpa arahan dari pihak pengelola pasar. Ketua Perkumpulan Pedagang Pasar Leuwiliang (P3L), Bobi Cuprio, menyatakan bahwa langkah mereka menempati area sekitar jalan dilakukan secara mandiri karena tidak adanya petunjuk atau fasilitas penampungan yang disediakan oleh Perumda Pasar Tohaga.

“Kami tidak pernah mendapat arahan dari Perumda untuk ditempatkan di lokasi penampungan sementara. Semua ini murni inisiatif kami agar para pedagang bisa terus bertahan,” ujar Bobi Cuprio, Minggu 18 Oktober 2025.

“Akhirnya kami mencari cara sendiri untuk tetap bisa berjualan, meski sadar risikonya bisa menimbulkan gesekan dengan warga sekitar,” tambahnya.

Situasi yang semakin semrawut di sekitar pasar membuat masyarakat mendesak Perumda Pasar Tohaga untuk segera turun tangan. Mereka berharap pengelola tidak lepas tangan atas dampak sosial dan kemacetan yang terjadi akibat proyek pembangunan pasar tersebut.

Pemerintah daerah pun diminta ikut turun tangan, memastikan ada solusi yang manusiawi bagi pedagang tanpa mengorbankan kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan. Jika tidak segera ditangani, persoalan ini dikhawatirkan akan berkembang menjadi konflik sosial yang lebih luas di wilayah Leuwiliang.

Konten Disadur Dari : https://portal7.co.id/post/macet-parah-di-leuwiliang-dini-hari-imbas-pembangunan-pkl-tumpah-ke-jalan-ketua-pedagang-angkat-bicara

Tinggalkan komentar